cerbobi
11. jenis kelamin
(lagi tesdi atma jaya)
pengawas : di bwh tanda tangan tolong diberi jenis kelamin ya. L untuk laki-laki dan P untuk perempuan.
gw : bem, lu isi L ato P dong? hahaha.
bembi : gw J.
gw dan vania : hehh??
bembi : JANTAN. HAHAHAHAHA
gw dan vania : (krik krik krik)
beberapa menit kemudian..
bembi : EH TADI P ITU PRIA ATO PEREMPUAN YA?
Monday, November 23, 2009
short post.
Posted by Renata Fendryana at 3:40 AM 0 comments
Saturday, November 21, 2009
kontes kecantikan
Salah satu surat itu menarik perhatian para karyawan perusahaan tersebut, dan surat itu pun disampaikan kepada presiden direktur. Penulisnya adalah seorang laki2 yang berasal dari keluarga broken home, dan tinggal di wilayah kumuh. Berikut ini adalah cuplikan suratnya
diujung jalan, tidak jauh dari rumahku, tinggal seorang wanita cantik. aku mengunjunginya tiap hari. Ia membuatku merasa menjadi anak paling penting di dunia. Kami suka main checker dan ia mau mendengarkan masalah-masalahku. Ia bisa memahamiku dan kalau aku pulang, ia selalu berseru dari gerbang kalo ia bangga akan diriku
Si anak mengakhiri suratnya dan berkata "di foto ini bisa dilihat bahwa dialah wanita yang paling cantik bagiku, mudah2an aku punya istri secantik dia nanti"
Merasa terkesan oleh suratnya sang Presiden direktur minta melihat foto wanita tersebut. Sekretarisnya menyodorkan foto wanita tua yang ompong, duduk sambil tersenyum di sepatu roda. Rambutnya yang jarang dan beruban disanggul ke belakang. Binar2 di matanya menutupi kerut di wajahnya.
"Kita tidak bisa menggunakan foto ini", kata sang Presiden direktur sambil tersenyum. "sebab ia bisa menunjukkan pada dunia bahwa untuk menjadi cantik, orang tidak perlu menggunakan produk kita"
Posted by Renata Fendryana at 2:02 AM 0 comments
Labels: cerpen
Tuesday, November 17, 2009
does GOD really exist?
The professor then asked, "If God created everything, then he created evil. Since evil exists (as noticed by our own actions), so God is evil. The student couldn't respond to that statement causing the professor to conclude that he had "proved" that "belief in God" was a fairy tale, and therefore worthless.
Another student raised his hand and asked the professor, "May I pose a question? " "Of course" answered the professor.
The young student stood up and asked : "Professor does Cold exists?"
The professor answered, "What kind of question is that? ...Of course the cold exists... haven't you ever been cold?"
The young student answered, "In fact sir, Cold does not exist. According to the laws of Physics, what we consider cold, in fact is the absence of heat. Anything is able to be studied as long as it transmits energy (heat). Absolute Zero is the total absence of heat, but cold does not exist. What we have done is create a term to describe how we feel if we don't have body heat or we are not hot."
"And, does Dark exist?", he continued. The professor answered "Of course". This time the student responded, "Again you're wrong, Sir. Darkness does not exist either. Darkness is in fact simply the absence of light. Light can be studied, darkness can not. Darkness cannot be broken down. A simple ray of light tears the darkness and illuminates the surface where the light beam finishes. Dark is a term that we humans have created to describe what happens when there's lack of light."
Finally, the student asked the professor, "Sir, does evil exist?" The professor replied, "Of course it exists, as I mentioned at the beginning, we see violations, crimes and violence anywhere in the world, and those things are evil."
The student responded, "Sir, Evil does not exist. Just as in the previous cases, Evil is a term which man has created to describe the result of the absence of God's presence in the hearts of man."
After this, the professor bowed down his head, and didn't answer back.
The young man's name was Albert Einstein.
Posted by Renata Fendryana at 6:09 AM 0 comments
Labels: quotes
Monday, November 16, 2009
cerbobi (2), cerbosi.
cerbobi.
8. sen chin ping
(waktu itu di kls gw lagi demam meteor garden jd nmg pk mandarin lg booming bgt)
dede : ah senchinping lu bem! tau ga lu apa artinya?
bembi : tau lah!
dede : apa?
bembi : (dengan penuh percaya diri) ITU NAMA ARTIS CINA KAN?
dede : (kesedek)
9. bola ankle
(istirahat lagi duduk duduk tiba tiba si bembi mengaduh ngaduh)
bembi : aduh aduh!
jason : knp bem?
bembi : BOLA ANKLE gw geser gila!
jebe : BOLA ANKLE?! MATA KAKI KALI!
10. sagitarius
(di ulang taun olivia..)
nenek : eh siapa disini yg ulang tauh bln november?
bembi dan gw : (barengan) ade gw!
gw : hiiii ogah bgt ada gw disamain sm ade lu bem!
bembi : bukan ella, melvin!
nenek : emg ade lu ulangtaun tgl brp bem?
bembi : brp juni gitu gw lupa.
nenek : HAH?! JUNI?!
bembi : iya! knp?
nenek : gila lu! gw sagitarius dan gw ultah bln november! mana mungkin ade lu sagitarius tp lahirnya juni!
moses : kalo juni tuh kalo ga gemini cancer!
bembi : GW YAKIN ADE GW LAHIR BULAN JUNI DAN BINTANG SAGITARIUS!
semua : (terserah lu deh bem)
bembi : gw telpon ella ni! (nelpon ella) ... ella! si melvin bintangnya apa?! ... bintang! horoskop! ... ohh (air muka bembi yg yakin itu berubah)
bisa ditebak kan kelanjutannya??
hahaha. itu bembi. skrg ada sekmen baru lagi : CERBOSI (CERita BOdoh juSI)
1. sekolah gratis
(lagi pelajaran agama)
bu carolin : jadi buat mencapai keselamatan itu ada dua cara! yg pertama SOLA FIDE, yg kedua SOLA GRATIA. betul begitu yuustian?
jusi : (bangun dari tdr) hhh? betul bu.
bu carolin : apaa?
jusi : SEKOLAH GRATIS.
sekelas : (ngakak luar biasa)
2. insect
(lagi pelajaran bio nmgin silsilah keluarga)
jusi : eh coba silangin gw sm dede.
gw : ???
jusi : jadinya kawin sama keluarga sendiri deh. INSECT. hahahaha.
gw sm dede : (ngakak) insest kaleee.
hahahaha. LAWAK GILA! sola gratia jadi sekolah gratis! HAHAHAHAHAHHA. selamat menikmati semua :)
Posted by Renata Fendryana at 5:23 AM 0 comments
cerpen
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari
demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung
mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di
sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari
laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok,
dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu
takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi
Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya! “
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah
begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau
kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,
“Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi
yang akan kamu lakukan di masa
mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya
penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di
pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai
menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya
dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah
terjadi.” Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup
keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden
tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan
lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8
tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima
untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok
di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi
bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan
hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air
matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya?
Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata,
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,telah cukup membaca
banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan
memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu
keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan
saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam
uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan
meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke
universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku
hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga
(di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika
teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun
menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar,
dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu
semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada
teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat
bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu
saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? ” Aku merasa
terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari
adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak
perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah
adikku bagaimana pun penampilanmu. ..”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya.
Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk
membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah
adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu
melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela
baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.
“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi
konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu
tidak menghentikanku bekerja dan…”
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi
mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu
harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak,
jagalah mertuamu saja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah
kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya,
saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
“Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak
berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti
itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang
sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun
itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu
bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa
bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada
dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua
jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang
begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu,
saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan
baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Posted by Renata Fendryana at 3:59 AM 0 comments
Labels: cerpen
Friday, November 13, 2009
cerbobi.
udah lama mau ngepos ini ga sempet sempet.
JADI gw mau meresmikan sekmen baru yg fantastis di blog gw : CERBOBI (CERita BOdoh bemBI) *plok plok plok
berhubung cerita lucu ttg bembi ada banyaaaakk bgt, rasanya sayang kalo cm beberapa org doang yg tau. jadi tdk ada salahnya kalo dimanfaatkan lbh dalam :D
1. whitney houston
bembi : eh kok ud lama ya ga ada film kayak dreamgirls gitu!
gw : iya yah. pdhl suaranya keren bgt.
bembi : iya tuh si WHITNEY HOUSTON suaranya gila bgt.
gw : (bingung. di dreamgirls mana ada whitney houston?) whitney houston??
bembi : EH MAKSUD GW JENNIFER HUDSON! HAHAHAHA.
gw : K@K#J%=j(H*?!?!?!
2. roll back
(ini cerita waktu lg nmgin film apa gw lupa)
bembi : eh itu kan ceritanya ROLL BACK tau!
gw : ?!?!?!
bembi : EH MAKSUD GW FLASHBACK! HAHAHAHA.
gw : (ngakak)
3. muhammad gandhi
(lagi pelajaran agama ngerjain tugas ttg mahatma gandhi)
bembi : de, ini soal nmr 3 mksdnya si MUHAMMAD GANDHI emg ngapain sih?
dd : MUHAMMAD GANDHI??
bembi : iya! dia ngajarin apa sih emgnya?
dd : MAHATMA GANDHI KALII
sekelas : (ngakak)
4. boops cancer
(suatu malam bembi chat sm dd)
bembi : de drtd gw nyari data ttg kanker payudara kok ga ktm2 ya?
dd : emg lu searchnya apa?
bembi : BOOPS CANCER
dd : OMG
5. dork
(lagi ntn sydney white pas pljrn jujul. jd ceritanya ada sekumpulan ank2 cupu gt, disitu disebutnya dork)
moses : dork tuh sbnrnya apa sih?
bembi : (dgn penuh percaya diri) BEGO LU! DORK TUH NAMA SEKOLAHNYA!
sekelas : (ngakak)
6. billie jeans
(bembi lg ntn this is it, trus dia sms gw)
bembi : gw lg ntn sampe BILLIE JEANS nih.
gw : BILLIE JEANS? billie jean kalii. lu kira celana!
bembi : LOH bukannya lagunya emg ttg celana?!?! rupanya selama ini gw salah paham dong!
gw : kuh^%*@!iuhofwa?!@?!
7. waykambas
(lg pljrn kimia nmgin soal logam logam tambang. bu ros nmg pasir sungai kapuas mngandung emas)
bembi : ren! kalo gitu mah kita serok aja pasir di WAYKAMBAS. dpt emas deh. ya kan?
gw dan berni : (bingung) mksdnya apa sih?
daryl dan dede : (lagi nmgin soal sungai kapuas)
gw : (berpikir) bem td lu nmg WAYKAMBAS ya?
bembi : (mulai ragu) eh gw lupa deh td gw nmg apa.
gw : tadi lu jls2 WAYKAMBAS bem! itu kan nama tmpt pelatihan gajah begooo!!!
sekelas : (ngakak)
HAHAHAHAHAHAH. gokil lahhh. bembi emg paling gahul dehhh. pengetahuannya luaasss. hahaha. peace bem :D lu favorit kita semua kok di kls. hahaha.
Posted by Renata Fendryana at 4:20 AM 0 comments
Friday, November 6, 2009
gege mencari cinta.
ceritanya sih simpel. gege naksir caca dari smp, tanpa sadar ga pernah jadian krn ternyata dia selalu nunggu caca. pas ud kerja, dia ktm lg sm caca. pdhl temen kantornya yg namanya tia naksir sm gege. gitulah, klasik. tentang cinta segitiga. tp beneran deh, lu tetep ga bs nebak endingnya begitu ngeh kalo ini novelnya adhitya mulya.
ada dialog dialog yg bikin gw baca ulang ulang. ga tau knp sih, cm buat gw cukup ngena aja.
gege : "i know you, Ti."
tia : do you, Ge? do you really? how about that small tiny fact that i love you? "no you don't."
gege : "i do."
tia : "no you don't."
gege : "tia suka warna biru. ngga suka orang bau. ujung bibir kiri eluh selalu naik duluan sebelum ujung bibir kanan ketika tertawa. dengan gigih selalu pergi ke resepsi pernikahan bareng guah guna mencari jodoh. di sana sehabis menjarah makanan, selalu pergi ke kamar kecil, memastikan bahwa tidak ada sisa makanan yang terselip di gigi karena itu akan mendropkan nilai jual. you and all the little things that you do, tia."
tia terdiam menatap garpu, terlalu gengsi menatap gege.
"gue suka warna biru sejak elo kerja dengan tas biru buluk lo itu. gue jadi suka kopi karena pas nyeduh kopi di pantrylah pertama kali elo ngebuat gue ketawa. gue suka bau badan elo yang wangi. ujung bibir kiri gue seperti itu karena elo yang ngebuat gue ketawa. gue pergi ke banyak resepsi just to be with you.. dan gue mastiiin diri gue secantik mungkin, karena gue dandan demi elo. you.. and all the little things that you are.." jawabnya pahit dalam hati. masih gengsi.
beda cowok dan cewek
gege : "... kalo ada orang yang mencintai eluh dengan sepenuh hati, bahwa tiap hari dia persembahkan untuk mencurahkan cintanya pada eluh, apakah elo bakal nerima?"
tia : "iya."
gege : "itu cewek."
tia : "emangnya kalo cowo gimana?"
gege : "ntar dulu. pertanyaan kedua. nyadar nggak kalo lebih banyak cowok yang nyatain ke cewek daripada sebaliknya?"
tia : "iya."
gege : "nyadar nggak kalo tuh cowok nggak nyatain ke si cewek, si cewek nggak akan sayang sama tuh cowok."
tia : "iya."
gege : "so, basically, cewek mencintai orang yang mencintainya. tapi kalo cowok, mereka memilih kepada siapa cinta mereka akan mereka berikan."
tia : "... ya udah kalo gitu, elo bisa milih untuk nyayangin siapa ajah yang elo mau kan ge?" duh plis dong ge. nyadar dong ge. nyadar dong. nyadar dong panda ceriaku.. "mungkin elo bisa milih seseorang yang.. emang udah pasti ngehargain elo. yang udah pasti nerima kalo elo nembak dia."
gege : "justru itu bedanya cowok sama cewek. dari tadi nggak nangkep nangkep aja sih?!"
tia : "elo tuh ribet sih kalo mikir!!"
gege : "fine. menurut gue nih, setelah gue ngeliat banyak orang.. dasar cinta wanita itu adalah perasaan ingin disayangi. dasarnya pria, adalah perasaan ingin memiliki."
tia : ya udah..pilih gue napa?
sudah siap
caca : "makanya aku sekarang nggak terlalu nyari yang gimana gimana. nggak perlu deh astronot. tapi aku ingin yang jika deket sama dia. aku tuh nyaman. damai. cocok."
gege : "parameter cocok?"
caca : "itulah yang aku tidak tahu. cinta kan bukan matematika. nggak pernah bisa kita define.. aku rasa aku baru tahu jika ketika bersamanya, dalam hatiku ada suara."
gege : "suara apah?"
caca : "seperti suara botol dan tutup ulirnya. klik."
that's it. sbnrnya semuanya standar sih. cuma gw suka aja. ga seratus persen setuju sama semua dialog di atas, tapi gw suka aja. haha.
have a good weekend semuaa!
Posted by Renata Fendryana at 3:57 AM 0 comments